Judul ini
ku pilih karena menggambarkan cerita hidupku kali ini. Setelah beberapa episode
bertahanku akhirnya jebol juga, sudah saatnya ku dobrak. Aku tidak ingin
berlarut lama dalam masa lalu, bagiku sedetik yang lalu sudah disebut masa lalu
apalagi yang telah lalu dan lalu. Cukup sudah, cukup dengan semua ini. Terima kasih
atas episode hidup bersamamu. Walau kesal berakhirnya memang harus seperti ini,
aku tak memungkiri, banyak ku ambil makna dari episode selama hampir empat
tahun bersamamu. Terima kasih atas arahan bagi diri ini yang ketika itu masih
ragu memilih bidang ini, psikologi, mau tak mau, bersamamu akupun jatuh cinta
dengan bidang ini, bidang yang tak akan habis untuk dikaji dan diaplikasi. Saat
ini, aku tidak berniat belok kemana-mana, apalagi merubah haluan walau itu tak
harus bersamamu. Karena ku sadar, bersamamu tak menjadikanku memilih jalan ini
dengan caraku, aku tidak menjadi diriku sendiri walau tujuan kita sama. Semoga
keputusan yang kupilih ini memang pintu untukku menjadi diriku sendiri, menjadi
tegas dan berprinsip, menjadi wanita yang lebih baik akhlak dan ilmunya. Pahit memang
mengambil keputusan ini, tetapi seperti kata seorang penulis dalam bukunya bahwa
sakit hati dan jatuh cinta itu hanya sementara. Semua ini akan berlalu dan
menjadi baik karena terbiasa. Seperti halnya kita memulai ini terdahulu.
Lihat... Tepat setelah lampu-lampu dipadamkan Kau menyala sebagai satu-satunya yang ku rindukan Disini, Di tempat yang paling kau hindari Aku pernah berdiri Menggores kata menulis warna Pada ratapan panjang yang menguat dalam dinding kecemasan Aku mengisahkan kenangan di kepasrahan yang begitu lapang Retak berserakan.. Tanpa kediaman Terkoyak sepi, melayang di antara pekat aroma kopi Dengar.. Tepat setelah jejak-jejak di langkahkan kau menyapa sebagai satu-satunya yang ku nantikan Disini, di peluk yang pernah kau nikmati Aku masih sendiri Mencari kehilangan, menemui perpisahan Pada letupan kenang yang memuat kekosongan Aku membicarakan senyummu di keindahan yang telah hilang Hancur berkeping, tersapu kesunyian, terinjak lara terlarut dalam pahit di seduh air mata Tunggu.. Santailah sejenak Karna tepat setelah meja-meja di tinggalkan Kedai ini menyesak sebagai satu-satunya keterangan Satu kisah yang pernah kita upayakan Beribu rencana yang pernah kita perjuangan, lenyap kau memutuskan b
Comments
Post a Comment