Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2017

Day 10 Melatih Diri

Bicara tentang evaluasi diri itu memang penting, satu komponen dalam hidup kita yang seharusnya dilakukan setiap hari, tetapi banyak orang yang mengabaikannya. Setelah konsultasi dengan seorang konselor tempo lalu membuatku menyadari bahwa aku termasuk salah seorang dari sekian banyak yang mengabaikan evaluasi diri ini. Mungkin tidak sepenuhnya begitu, bukan aku tidak melakukan evaluasi sama sekali, tetapi evaluasi yang kubuat kacau sehingga ketika next step untuk memperbaiki kesalahan sebelumnya tidak tepat sasaran, hasil yang dicapai pun menjadi kurang maksimal.  Salah satu cara untuk membuat evaluasi diri tersusun rapi dan mudah diingat adalah dengan menuliskannya. Lebih otentik ada buktinya jadi ketika lupa bisa diingat-ingat lagi. Ternyata doa termasuk salah satu bentuk evaluasi diri juga, karena ketika berdoa kita mengingat-ingat apa saja kesalahan kita. Bukankah memulai lebih baik daripada tidak sama sekali, ya aku mencoba memulai untuk evaluasi diri yang dalam bentuk tulisan.

Day 9 Sabtu Pagiku

Sabtu kelabu bagi jiwa yang tengah merindu, Entah sudah berapa kali aku menerima cibiran, anggapan negatif itu. Mungkin diri ini yang tengah keterlaluan sensitifnya, mau dielak seperti apa hal itu memang nyata adanya, di depan  mataku, aku mendengar dengan telingaku yang masih normal jangkauan pendengarannya. Mungkin bukan seperti itu maksudnya, janganlah terlalu berpikiran buruk itu hanya akan merugikanmu. Iya, di dalam pikiranku kini tengah berkecamuk antara si hitam dan putih, meributkan perkataan orang lain. Dibandingkan dengan orang lain atas suatu pencapaian ditambah dengan labelling negative karena belum bisa mencapai suatu hal itu memang menyakitkan apalagi yang melakukan adalah orang terdekat yang seharusnya mendukung dalam kondisi krisis seperti saat ini. Apakah diri ini berhak untuk marah? Aku memang masih tergolong orang yang reaktif cukup emosional untuk hal-hal yang berbau sensitif seperti ini. Akan ada masanya memang harus menganggap apa yang dilakukan atau dikataka

Day 8 Mengendalikan Diri

Happy Friday! Ah baru saja mencoba untuk konsisten nyatanya baru jalan beberapa hari sudah mulai menunda-nunda. Sedih? Iya lah, baru hal kecil seperti ini ibaratnya sesederhana menuangkan pikiran ke dalam tulisan saja nggak bisa istiqomah apalagi yang lainnya.*sambil sesenggukan dipojok. Bismillah selalu kembali mengingat motivasi dan niat awal untuk menulis rutin ketika mulai diserang prokastinasi. Kali ini aku mau bahas tentang pengendalian diri, termasuk menunda-nunda sesuatu adalah salah satu ketidakmampuan dalam mengendalikan diri. Ngga usah jauh-jauh aku sendiri masih tahap belajar mengendalikan diri, terutama mengendalikan pikiran dan perasaan agar bisa berimbang. Terlalu dominan perasaan berakibat kurang baik, begitu juga ketika kita terlalu mengedepankan logika tanpa adanya unsur perasaan. Memang harus seimbang, keduanya harus ada untuk saling melengkapi. Bagi perempuan, perasaan seringkali lebih mendominasi dalam pengambilan keputusan, baik yang berkaitan dengan diri sendi

Day 7- Bertemu dalam Aksara

Dalam aksara aku menemukan bahagia Selalu ada degup tak beraturan setiap melihatnya Mengembalikan anganku pada suatu masa lalu semua kembali pudar Kau berhasil melukis senyum ditengah gemuruh riuhnya jiwaku kini Memberi energi untukku terus melangkahkan kaki Menuju sesuatu yang masih menjadi misteri Terima kasih telah hadir Melepas rindu dalam keheningan aksara Hanya sebaris kata tertulis yang tau akan apa yang ku rasa Mengerti tanpa menghakimi Kuharap kaupun bisa tersenyum bahagia, walau hanya sekumpulan kata dangkal makna Kini, senyum yang kau cipta ini harus berakhir sudah, bukan lagi masanya kau dan aku merajut asa semu bertabur rindu Terima kasih telah mengerti dan tetap ada, walau raga tak saling berjumpa. Cukuplah jiwa kita bertemu dalam aksara :)

Day 6 (tanpa judul)

Sendiri Aku terperangkap pada asa semu Yang jelas tak mengantarku ke ujung sana Raga ini menolak tetapi hati ini terus bergemuruh mengharap Melihat sekitar penuh warna bergembira Namun, di sudut sendiri aku berlumur gelap Kaki ini inginkan terus berdiri berlari, mengejar asa yang tak kunjung menghampiri Lelah menyapa disetiap ujung sepi Menangis meronta, meminta jawaban dari segala tanya yang kuungkap Mungkin ini kehendak Sang Maha Pasti inginkan ku meresapi, mengerti Bahwa ada seberkas harapan yang menungguku Disana Ditempat yang belum kuketahui Bersama seseorang yang Dia janjikan pada titik temu suatu saat nanti. Aku mengerti. Sedikit lagi. Teruslah yakinkan diri Meminta restu Sang Ilahi.

Day 5 (masih) Tentang Rindu

Kamu tahu apa tentang rindu jika rasa yang menggebu itu kau ingkari adanya? Rindu itu seperti bom waktu, ketika kamu tak memahaminya ia akan meledak memporak- porandakan segala sesuatu. Rindu itu diterima saja, tetapi jangan sampai membuatmu terlena, terbuai olehnya. Berbahagialah atas terciptanya rasa rindu itu, secukupnya saja, dengan mengingatnya. Jika kau bisa datang menemuinya maka datanglah, Jika kau tak bisa maka cukuplah dikenang. Rindu itu aneh ya, terutama untuk orang yang sedang jatuh cinta. Mendengar suaranya, melihatnya dari jauh saja membuatmu tersenyum bahagia. Apalagi... ah sudahlah, hanya orang yang merindu, yang tahu bagaimana rasanya. Mungkin bukan temu obatnya, karena pertemuan hanya akan memicu kerinduan lagi dan lagi. Kebersamaanlah obat rindu itu, dengan bersamanya, kau akan merasakan kehadirannya, duduk disampingmu, berjalan beriringan sembari menggenggam tanganmu.

DAY 4 (A lot of memories in Mesen)

Terima kasih, Mesen Raya               Setelah nostalgia mengingat-ingat masa lalu kehidupan organisasi yang sudah seperti keluarga keduaku, tempat ku berkeluh kesah dan belajar banyak hal, kemarin aku mendengar kabar perihal kampusku yang akan dipindah (lagi), kalo yang ini bukan hanya wacana seperti kabar yang beredar sebelumnya. Ya, kampus Psikologi UNS akan kembali ke kampus pusat (Kentingan) bulan Januari ini. Sedikit menengok kebelakang, aku mau menceritakan perkenalanku dengannya, M.E.S.E.N. Waktu itu, aku sebagai angkatan 2010 yang menghabiskan setengah tahun pertama kuliah di kampus Tirtomoyo mendapat kabar bahwa kampus akan diboyong ke kampus Mesen. Pertama kali mendengar namanya terkesan tidak familiar, dan yang namanya kalo udah nyaman sesuatu untuk pindah ke lain hati itu rasanya males banget, susaah *bukan curhat. Waktu satu semester untuk merasa nyaman dengan kampus Tirtomoyo rasanya sudah cukup, tiba-tiba harus menyesuaikan lagi ke lingkungan

DAY 3

Surat Untuk Adik yang Baru Tersampaikan Empat Tahun Kemudian Beberapa waktu lalu ketika beberes blog, membersihkan debu-debu di antara tulisan lama, aku menemukan tulisan untuk seorang adik yang mendapatkan amanah baru sebagai ketua HIMAPSI periode 2014. Seorang adik yang aku begitu merasakan bagaimana proses before-after nya. Sekarang, ia masih menyelesaikan tugas akhir yang sebentar lagi akan mencapai garis finish, dengan melihat media sosial miliknya jadi tau kegiatannya yang seabrek dan bermanfaat itu, totalitasnya menjadi mahasiswa. Aku pun menghubunginya untuk menyampaikan tulisan lamaku itu sekalian menyapanya karena lama tak mengobrol panjang. Ya benar, ia yang sekarang dengan ia empat tahun yang lalu menjadi subjek tulisanku sungguh amat sangat berbeda dan Alhamdulillah perubahan yang terjadi positif untuknya dan sekitarnya. Rasanya antara senang dan campur haru bisa melihat bagaimana metamorfosis seseorang menuju kebaikan. Mendadak aku rindu dengan keluargaku di HIMAPSI,

Day 2 (La la land)

LA LA LAND (Tentang menggapai impian dan realita cinta) Selamat hari Rabu diri sendiri! Yap, sebelum aku cerita banyak juga panjang tentang film yang aku tonton sendirian kemarin, aku mau berkabar nih kalau salah satu bentuk komitmen aku untuk membiasakan menulis adalah dengan challenge juga. Hahaha mair mair hidupmu penuh dengan challenge dan drama *eh. Sebenernya mau ikutan 30 writing days challenge yang dinisiasi sama salah satu dosenku mulai 1 Januari kemarin tetapi sudah sangat terlambat dan aku pun tak berdaya untuk melaju dengan kekuatan super *seperti biasanya dengan  jadi rare pokemon tuk mengejar ketertinggalanku sebanyak 17 hari itu, dan yasudah adakan saja sendiri, yang penting kan tujuannya dan kudu bisa istiqomah tentunya.  Dalam 30 hari kedepan, di blog ini akan bertaburan tulisan-tulisanku yang ala-kadarnya dan ala-mair tentunya. Baru sadar nulis dua halaman di hari pertama kemarin aku merasa seperti sedang bercerita kepada seseorang di hadapanku, lihat

Semu

Setelah menghilang entah Lalu kau datang begitulah Aku pun masih sama Jatuh, Aku terjatuh dalam angan yang kau semai melalui kata Kata yang membius, menerobos menara yang mulai kubangun sendiri Akupun sadar itu hanyalah sekumpulan kata yang tak nyata Hanya hidup dalam anganku semata Begitulah ketika aku, kau dan kata bertemu. Semu.

Day 1 (My Weird Challenge)

Hai diriku sendiri, tertanggal hari ini Selasa, 17 Januari 2017 aku akan membiasakan untuk menulis di blog ini tentang apapun, tidak terbatas dan tidak terkecuali. Kenapa sih pengen membiasakan nulis? Emang bisa komit ke diri sendiri? Jadi latar belakang dan yang semakin meyakinkan aku untuk menulis adalah… Diriku sendiri, Ada memang faktor eksternal yang mempengaruhi hal ini termasuk “petualangan’ ku kemarin Senin di Jogja. Pagi itu selepas semua urusan rumah beres aku mantap buat melaju dengan si putih, walaupun cuaca kurang mendukung tetep aja aku nekat berangkat. Satu hal yang aku harus sadari tentang diriku ini adalah kalo punya keinginan bisa nekat buat mewujudkannya, ehm tapi kok buat hal yang ‘satu’ itu nggak senekat hal-hal lain seperti ini ya?*tepok jidat. Oke memang harus banyak evaluasi diri dan berubah tentunya. Singkat cerita, aku berangkat dari rumah setengah delapan dan sampai di kota Pelajar itu dua jam kemudian. Seperti biasanya aku melewati jalur alternati

setelah sekian lama, remember about you

Hujan... Dan playlist favorit menemaniku Aku menyebutnya "my time relapse" waktu dimana aku mengingatmu, ya hanya mengingatmu dan aku membatasinya karena aku tahu itu akan sangat mengganggumu. yang sedang dalam kesulitan. Kita hanya bisa berbicara dalam bahasa diam tuk sampaikan apa yang tak mungkin tersampaikan. Entah sampai kapan. Mungkin hingga tulisan-tulisanku tentangmu benar-benar tidak tersampaikan, suatu waktu ketika kesulitanmu menjadi mudah.

14 Januari-my time relapse

Suatu ketika tulisan-tulisan itu akan mereda lalu hilang terbawa oleh angin waktu, bersamamu dan setumpuk memori. Seperti bayangan sebagai penanda keberadaan seseorang namun kau tidak bisa menatap raganya, yang kau bisa hanya merasakan jika dia ada. Hanyalah bayangan yang akan menghilang, lalu berubah menjadi ruang gelap atau ruang bercahaya itu pilihanmu. Kau tidak bisa menyalahkan ataupun mengubah takdirmu sebagai bayangan. There's a reason for something happened in your life.