Skip to main content

Posts

Showing posts from 2016

my hope

Menuju Usia 25 Dua bulan sebelum usiaku bertemu angka 25 Aku memiliki suatu harapan diantara sekian banyak harapanku yang lainnya Harapan yang aku sebut sebagai harapan terbatas waktu Dalam rentang waktu limapuluh tujuh hari ini… Aku berharap untuk dipertemukan dengan seseorang Siapapun itu, siapapun dia Orang yang baru ku kenal atau yang sudah lama mengenalku Ia yang bisa aku percaya dan membuatku nyaman Yang bersedia mendengarkan segala ceritaku Yang mau mendengarkan tanpa memberikan penilaian baik-buruk ataupun benar-salah Yang mau mendengarkan dan memahamiku Yang mau memberikan pengertiannya terhadap apapun yang kuceritakan nanti Yang mau meluangkan waktunya dan pikirannya untuk aku percayakan ceritaku padanya Yang mau memberikan ruang kosong untuk menyimpan segala ceritaku Yang mengakui keberadaanku ketika aku meluapkan segala rasa suka, sedih, harapan dan impianku Yang tidak mengharap lebih ketika aku menyatakan beberapa mauku tersebut Aku han
Untuk sebuah kehilangan rasanya masih sama, Hancur (Undefined  feeling) In the end, the only person you can trust is just yourself. Just yourself.
Mungkin inilah titik dimana Tuhan memberikan kesempatan kepadaku untuk belajar mengikhlaskan (sekali lagi), terasa sakit dan sangat sulit memang tetapi bukankah ikhlas adalah sebuah proses yang panjang? Yang perlu kita ingat bahwa kita sebagai manusia-lah yang terbatas, Tuhan tiada batas dengan segala cara-Nya yang tidak bisa dilogika.
Setiap kali aku mengunjungi kota itu, aku jatuh ke dalam kenangan yang kita ciptakan. Aku rindu, aku rindu setiap kali menelusuri sudut-sudut kotamu. Ya, aku rindu. Tahukah kamu? Hujan, Aku titip rindu buat dia-ku ya,  dia yang menemaniku kehujanan.
Setiap jeda yang kau cipta melukis tanya yang sama, Bukankah kita pernah menghabiskan waktu bersama? Lalu apakah arti jeda ini? Mungkinkah sebuah pertanda saat itu telah tiba atau agar rindu diantara kita tercipta?
Kamu bilang apapun yang kau tuliskan adalah ungkapan kebahagiaan darimu untukku, kemudian kamu bertanya "Mengapa tulisanmu seringkali berisikan kesedihan?". "Karena kebahagiaanku adalah saat bersamamu, sedang ketika aku mulai menulis disini aku hanya seorang diri".
Bagi setiap orang yang memiliki kenangan mendalam, waktu terbaik untuk memanggil semua kenangannya adalah sesaat setelah hujan reda
Apakah hati ini adalah tempat bermain yang menyenangkan bagimu? Jika memang begitu, kelak ketika kau sudah selesai bermain disini dan ingin pergi, jangan lupakan satu hal tuan. Berterima kasihlah kepada pemilik hati ini, karena kau pernah merasakan bahagia disini, bersamanya
Bertemu denganmu dalam diam adalah kesulitanku, aku tidak bisa menerjemahkan bahasa semesta, aku takut ketika kupahami arti diammu itu, akan membuatku jatuh untuk kesekian kalinya. Untuk itulah, aku memilih diam dan melanjutkan hidupku karena semesta akan menunjukkan jawabannya suatu saat, semoga
Apakah kisah cinta di dunia ini seringkali menjadi begitu rumit ketika kau mencintai seseorang yang salah atau mencintai orang di waktu yang tidak tepat?Jawabannya bisa jadi iya, untuk itu jatuhkanlah cintamu dengan cara yang baik, Nak, kerumitan yang kau temukan dalam kisahmu akan menemukan jalan kemudahan
Kau tahu tuan? Mencintai adalah hak setiap orang, aku tidak bisa memaksamu untuk tidak mencintaiku dan kau pun tidak bisa memaksaku untuk terus mencintaimu, memilih hati mana yang akan kau jadikan rumah untuk pulang, sepenuhnya itu adalah hakmu. Aku bisa saja memilih tetapi aku tak biasa memaksakan sesuatu yang sulit

Percakapan pagi

Tuan putri: "Semalam aku bermimpi panjang, Run". Ksatria: "Kebalikanku, Ta. Akhir-akhir ini aku jarang sekali bermimpi, entahlah mungkin terlalu pulas tidurku". Tuan putri: "Terlalu pulas atau akhir-akhir ini kamu erasa tenang, tidak memikirkan sesuatu hal yang sangat mengganggu". Ksatria: "Apa hubungannya ta?". Tuan putri: "Menurut salah satu tokoh namanya Sigmund Freud bahwa perasaan2 yang ditekan akan mencari pemuasan subtitutif melalui mimpi". Ksatria aruna mengingat-ingat apa saja yang ia lakukan dua minggu terakhir. Memang benar kata tuan putri swastamita akhir-akhir ini ia sibuk dengan tugas-tugas dari baginda raja sampai larut malam, lalu tertidur karena kelelahan, tidak ada celah untuk memikirkan hal lain, urusan tugas sudah terlalu menguras tenaga dan pikiran. Berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya ketika jarang sekali ada amanah tugas dari raja, ada masalah sedikit, ia memikirkannya sepanjang hari sampai masuk kedalam m

Sendiri

Sendiri memunguti langkah sepi Melihat sang Fajar menggeliat, pertanda hari baru tiba Langkahku setapak mengikuti alunan garis di sepanjang jalan ini Aku tetap disini memulai hari Memperjuangkan rasa yang tidak seharusnya menghampiri Inginkan lari dari sesuatu yang menancap disini Aku sadar, kemanapun aku melangkah akan tetap bergelayut disini, sendiri merajai hati yang kupikir telah kehilangan kepekaannya Kosong, aku ingin mengosongkan ruang itu agar langkah kakiku kian ringan Namun, aku tak bisa Ruang itu telah terisi, meski terasa sendiri.

Tentang sebuah pertemuan

Jika pertemuan ini adalah alasanku memperbaiki luka yang lalu, maka aku sangat bersyukur bertemu denganmu meski sebentar adanya. Pertemuan itu, sama seperti pertemuan sebelumnya dengan beberapa orang sebelum kamu, yang berbeda dari mu adalah kamu berhasil menarik perhatianku dengan membuatku kesal, bukan dengan karisma atau prestasi seperti pada umumnya orang akan terkesima. Kamu datang begitu saja saat aku sedang berusaha menyembuhkan luka, kamu mau saja mendengarkan ceritaku tentang luka itu. Entah daya magis apa yang membuatmu mau meladeni cerita galau anak muda sepertiku. Cerita patah hati yang tidak berbeda dengan yang lain. Hampir lewat dua belas purnama dan ceritaku masih sama tentang dia. Bagiku, kamu orang asing pertama yang berhasil memiripkan karakter denganku. Aneh, itu hipotesis awalku jika kamu sengaja melakukannya. Namun, nyatanya banyak kemiripan yang akhirnya terungkap kemudian. Enam purnama berlalu, dan aku harus siap dengan cerita luka yang baru namun mas

Tentang seseorang di sana yang akan melepas masa lajangnya di bulan Januari.

Pagi ini aku mendapati kabar bahagia itu, tentu aku sangat bahagia mendengarnya.   Bahagia yang ditunggu setiap insan single untuk menapaki hidup berdua dengan teman hidup yang tentu ditakdirkan Tuhan untuk hidup bersama. Dia, seseorang yang untuk beberapa saat pernah mengisi bagian amigdala otak ku. Aku yang saat itu tak menyadari kehadirannya dan   menjadi sadar ketika menjadi bahan ‘percomblangan’ teman sekamar.   Walau bukan hadir secara fisik, sedikit banyak aku memperoleh hikmah akan pertemuan tak sengaja kala itu. Hidup di Pare mengajarkan banyak hal, dipertemukan dengan orang baik untuk menyampaikan maksud baik, termasuk ia yang kini tengah menunggu masa bahagia itu. Beberapa bulan terakhir aku telah memutuskan untuk tidak lagi memikirkan soal dia termasuk menyoal relationship dengan kaum adam,dengan dia   aku terlalu jauh, tidak masuk frekuensi kalau kubilang, bahkan hanya untuk saling mengenal pun tak ada energi yang mendorong, ini perkara takdir. Sejauh apapun apabila ia