Skip to main content

Posts

Showing posts from 2019

Terima kasih

Terima kasih telah memberi rasa yang naik turun ini, nyatanya bukan aku saja yang membuatmu kebingungan. Akupun bingung dengan inginmu, perasaanmu yang sebenarnya. Maumu. Entahlah. Pasrahkan saja. Aku tidak mau lagi berharap lebih. Sudah. Terima kasih

Menangis seperti orang gila

Dulu, di Jogja aku sering mengalaminya. Kini aku merasakannya kembali. Pedih sekali. Menyayat hati. Setelah enam bulan kini aku menangis lagi masih sama seperti orang gila yang membuatku sangat terisak, membuat mata ini tidak bisa menutupi sembabnya. Menangis semalaman. Merutuki keadaan.

Sakit yang sudah lama tidak ku rasa kini kembali hadir

Aku kecewa. Kau melakukan itu terhadapku seperti saat aku masih didekatmu, aku merasa sering tersakiti seperti ini dan terulang lagi. Kau tetap keukeh dengan pendirian mu bahwa aku salah, aku menyakitimu untuk satu deret kata yang justru bagiku bentuk rasa cintaku kepadamu, ku ingin menunjukkan betapa apapun kondisimu aku akan tetap selalu mencintaimu, dekat atatau jauh, susah maupun senang namun semua ungkapan cintaku itu kau balas dengan rasa kecewanya aku yang sangat melukai dengan hal yang dari dulu kau tau paling aku tidak sukai; mengabaikanku, pergi walau sementara waktu, kau tau aku paling tidak suka dengan hal itu ; pergi tanpa kabar. Sungguh tidak bisa kah kau meredam sedikit egomu atas pernyataan ku yang kau tafsirkan sendiri dan kau merasa tersakiti atas itu. Tidak bisa kah kau meredamnya dan merasakan sakitnya aku atas perlakuan mu terhadap ku. Apakah ini cinta? Aku berusaha untuk mencintai tapi belum tentu cinta yang aku dapatkan. Rentetan pertanyaan semalam menambah rasa

Bertukar kata, bertegur sapa

Mengerti apa yang kau ingin dan kau pikirkan setiap waktu membuatku ingin menyerah Karena disini seolah aku tau semua dan aku bisa mengerti Tanpa kata Tanpa sapa Tapi aku mengerti Mengerti mu Melalui apa? Cinta? Cinta itu bertumbuh jika tak pernah kau rawat mungkin juga akan punah nantinya Pengertian ku padamu memang besar bahkan tanpa kabar pun aku bisa mengerti mu, kondisimu Apa seperti ini cinta yang bertumbuh? Kesalahan pasti ada dalam sebuah perjalanan bersama, namun kesalahan yang berulangkali sulit aku mengerti Sebenarnya apakah ada aku disana, dikotak penghargaan didalam kalbu mu? Saling mengerti dan memahami agaknya kalimat sederhana namun sulit untuk diwujudkan Tanpa kata, tanpa sapa Darimana aku akan meneruskan pengertian ku padamu. Nanti.

Terlalu jauh kesana

Rasanya terlalu jauh berencana Terlalu cepat mempelajarinya Memikirkan yang terlalu jauh ke depan Kemungkinan-kemungkinannya berdasarkan ilmu yang mendukung kesana Lagi-lagi rasanya bahkan kau belum memikirkan sejauh itu Terlihat ketika kuberikan bekal untuk kita bersama berjalan, iya terlihat kau enggan dengan berkata nanti dulu atau setidaknya kau mengacuhkan masukan-masukan itu Entahlah, aku tak mengerti jalan pikirmu, inginmu yang kukira sama denganku. Mungkin aku yang terlalu berharap dan optimis, sedang realitanya terlalu jauh dari angan yang aku bangun sendiri.

Berjuang sendiri

Seperti berjuang sendiri rasanya Bergelimang dengan tanya tanpa kabar Bergerumul dengan cemas tanpa sapa Memikirkan satu dua langkah ke depan seorang diri Ingin berdiskusi namun kau hanya diam Kemudian hilang Dan jadilah satu angan kecemasan tak bertepi Tak bertujuan meski ingin kita bersama Tapi aku merasa sendiri berjuang di jalan ini Jalan yang pernah kita yakini, jalan yang pernah kita menaruh harap disana. Seperti ingin namun tak ingin Seperti berusaha tapi tak bergerak