Skip to main content

Tentang seseorang di sana yang akan melepas masa lajangnya di bulan Januari.


Pagi ini aku mendapati kabar bahagia itu, tentu aku sangat bahagia mendengarnya.  Bahagia yang ditunggu setiap insan single untuk menapaki hidup berdua dengan teman hidup yang tentu ditakdirkan Tuhan untuk hidup bersama. Dia, seseorang yang untuk beberapa saat pernah mengisi bagian amigdala otak ku. Aku yang saat itu tak menyadari kehadirannya dan  menjadi sadar ketika menjadi bahan ‘percomblangan’ teman sekamar.  Walau bukan hadir secara fisik, sedikit banyak aku memperoleh hikmah akan pertemuan tak sengaja kala itu. Hidup di Pare mengajarkan banyak hal, dipertemukan dengan orang baik untuk menyampaikan maksud baik, termasuk ia yang kini tengah menunggu masa bahagia itu. Beberapa bulan terakhir aku telah memutuskan untuk tidak lagi memikirkan soal dia termasuk menyoal relationship dengan kaum adam,dengan dia  aku terlalu jauh, tidak masuk frekuensi kalau kubilang, bahkan hanya untuk saling mengenal pun tak ada energi yang mendorong, ini perkara takdir. Sejauh apapun apabila ia mendekat, itulah takdirmu. I believe it. Termasuk pada hari itu, dimana aku menerima kenyataan bahwasanya sahabatku lah yang akhirnya menjadi lebih dekat dengan sosok dia.
Terima kasih telah hadir dan menyampaikan pesan baik untukku, tentunya secara  tidak langsung. Lelaki yang baik untuk perempuan yang baik bukan? Dan dia amat baik. Semoga keberkahan senantiasa mendarat di  ‘rumah impian’ kalian berdua. Amin
Dari seseorang yang pernah belajar sesuatu dari pertemuan tak bermakna itu.

Comments

Popular posts from this blog

Kopi, Lukisan dan Kenangan (Wira Nagara)

Lihat... Tepat setelah lampu-lampu dipadamkan Kau menyala sebagai satu-satunya yang ku rindukan Disini, Di tempat yang paling kau hindari Aku pernah berdiri Menggores kata menulis warna Pada ratapan panjang yang menguat dalam dinding kecemasan Aku mengisahkan kenangan di kepasrahan yang begitu lapang Retak berserakan.. Tanpa kediaman Terkoyak sepi, melayang di antara pekat aroma kopi Dengar.. Tepat setelah jejak-jejak di langkahkan kau menyapa sebagai satu-satunya yang ku nantikan Disini, di peluk yang pernah kau nikmati Aku masih sendiri Mencari kehilangan, menemui perpisahan Pada letupan kenang yang memuat kekosongan Aku membicarakan senyummu di keindahan yang telah hilang Hancur berkeping, tersapu kesunyian, terinjak lara terlarut dalam pahit di seduh air mata Tunggu.. Santailah sejenak Karna tepat setelah meja-meja di tinggalkan Kedai ini menyesak sebagai satu-satunya keterangan Satu kisah yang pernah kita upayakan Beribu rencana yang pernah kita perjuangan, lenyap kau memutuskan b

Tipe Kepribadian Hippocrates-Galenus

Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi, Hippocrates, seorang tabib dan ahli filsafat yang sangat pandai dari Yunani,mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa pada dasarnya ada empat tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam – macam kepribadian.

Lambat laun, sekarang atau nanti. Sama.

 Lambat laun rasa sakit ini berubah menjadi hambar Lambat laun rasa yang menggebu ini memudar Lambat laun rasa ini menjadi biasa saja Lambat laun semuanya akan berakhir pelan tapi terlihat baik-baik saja, begitu katamu. Perlahan aku akan membuka untuk hati yang baru, itu harapmu. Entahlah, saat ini aku hanya berdoa yang terbaik untukku apapun itu.