Skip to main content

(Day 25) A Day without my self


Pernah suatu kali aku membutuhkan waktu untuk menyusun kembali vas bunga yang kurusak dengan tanganku sendiri, karena kesalahanku
Tidak sebentar untuk merekatkan tiap sisi sudut pecahan-pecahannya agar vas milikku bisa tegak berdiri seperti sedia kala, kemudian bisa bermanfaat untuk sekitarnya.
Aku menyadari bahwa vas ini tidak akan sekuat sebelumnya, tidak akan sama

Namun aku telah berusaha membuatnya "seolah" kembali menjadi vas yang utuh, vas yang kuat dan tampak cantik ketika dijadikan pajangan.


Sekian waktu, dan aku pun memecahkan kembali vas yang sebenarnya sangat rapuh itu, namun tampak kuat dari luarannya.

Vas itu membentuk kepingan baru yang lebih kompleks
Dengan kesalahanku yang sama dengan sebelumnya, kurusak vas itu lagi.
Pabo ya, hanya orang yang sangat bodoh yang jatuh ke dalam lubang yang sama berkali-kali.
And I did it again.

Lalu bagaimana kelanjutan nasib vas itu, apakah dia memberiku waktu untuk kususun kembali?
Apakah dia mau untuk kurangkai lagi menjadi seolah kuat dan berharga?


Need a time to be alone.

Pikirkan, renungkan, (kalau perlu) bicarakan, dan lakukanlah sesuai dengan kata hatimu.

Comments

Popular posts from this blog

Kopi, Lukisan dan Kenangan (Wira Nagara)

Lihat... Tepat setelah lampu-lampu dipadamkan Kau menyala sebagai satu-satunya yang ku rindukan Disini, Di tempat yang paling kau hindari Aku pernah berdiri Menggores kata menulis warna Pada ratapan panjang yang menguat dalam dinding kecemasan Aku mengisahkan kenangan di kepasrahan yang begitu lapang Retak berserakan.. Tanpa kediaman Terkoyak sepi, melayang di antara pekat aroma kopi Dengar.. Tepat setelah jejak-jejak di langkahkan kau menyapa sebagai satu-satunya yang ku nantikan Disini, di peluk yang pernah kau nikmati Aku masih sendiri Mencari kehilangan, menemui perpisahan Pada letupan kenang yang memuat kekosongan Aku membicarakan senyummu di keindahan yang telah hilang Hancur berkeping, tersapu kesunyian, terinjak lara terlarut dalam pahit di seduh air mata Tunggu.. Santailah sejenak Karna tepat setelah meja-meja di tinggalkan Kedai ini menyesak sebagai satu-satunya keterangan Satu kisah yang pernah kita upayakan Beribu rencana yang pernah kita perjuangan, lenyap kau memutuskan b

Tipe Kepribadian Hippocrates-Galenus

Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi, Hippocrates, seorang tabib dan ahli filsafat yang sangat pandai dari Yunani,mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa pada dasarnya ada empat tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam – macam kepribadian.

Lambat laun, sekarang atau nanti. Sama.

 Lambat laun rasa sakit ini berubah menjadi hambar Lambat laun rasa yang menggebu ini memudar Lambat laun rasa ini menjadi biasa saja Lambat laun semuanya akan berakhir pelan tapi terlihat baik-baik saja, begitu katamu. Perlahan aku akan membuka untuk hati yang baru, itu harapmu. Entahlah, saat ini aku hanya berdoa yang terbaik untukku apapun itu.