Skip to main content

Sakit yang sudah lama tidak ku rasa kini kembali hadir

Aku kecewa. Kau melakukan itu terhadapku seperti saat aku masih didekatmu, aku merasa sering tersakiti seperti ini dan terulang lagi.
Kau tetap keukeh dengan pendirian mu bahwa aku salah, aku menyakitimu untuk satu deret kata yang justru bagiku bentuk rasa cintaku kepadamu, ku ingin menunjukkan betapa apapun kondisimu aku akan tetap selalu mencintaimu, dekat atatau jauh, susah maupun senang namun semua ungkapan cintaku itu kau balas dengan rasa kecewanya aku yang sangat melukai dengan hal yang dari dulu kau tau paling aku tidak sukai; mengabaikanku, pergi walau sementara waktu, kau tau aku paling tidak suka dengan hal itu ; pergi tanpa kabar. Sungguh tidak bisa kah kau meredam sedikit egomu atas pernyataan ku yang kau tafsirkan sendiri dan kau merasa tersakiti atas itu. Tidak bisa kah kau meredamnya dan merasakan sakitnya aku atas perlakuan mu terhadap ku. Apakah ini cinta? Aku berusaha untuk mencintai tapi belum tentu cinta yang aku dapatkan. Rentetan pertanyaan semalam menambah rasa perih atas luka yang telah kau ciptakan. Pertanyaan yang kau seharusnya tau jawabannya. Kenapa semua terasa begitu menyakitkan, sesak, kepalaku terasa sangat pening, dan mata ini basah akan air mata yang berusaha menaburkan ketenangan dan kesembuhan pada  luka  ini. Aku sangat terluka tapi kau masih tenggelam dengan rasa sakit yang sebenarnya kau ciptakan sendiri. Bukankah pun aku jelaskan mengenai lukaku juga akan percuma, karena kau tidak ingin mengerti tidak memahami rasa dari sisi seorang aku.

Comments

Popular posts from this blog

Kopi, Lukisan dan Kenangan (Wira Nagara)

Lihat... Tepat setelah lampu-lampu dipadamkan Kau menyala sebagai satu-satunya yang ku rindukan Disini, Di tempat yang paling kau hindari Aku pernah berdiri Menggores kata menulis warna Pada ratapan panjang yang menguat dalam dinding kecemasan Aku mengisahkan kenangan di kepasrahan yang begitu lapang Retak berserakan.. Tanpa kediaman Terkoyak sepi, melayang di antara pekat aroma kopi Dengar.. Tepat setelah jejak-jejak di langkahkan kau menyapa sebagai satu-satunya yang ku nantikan Disini, di peluk yang pernah kau nikmati Aku masih sendiri Mencari kehilangan, menemui perpisahan Pada letupan kenang yang memuat kekosongan Aku membicarakan senyummu di keindahan yang telah hilang Hancur berkeping, tersapu kesunyian, terinjak lara terlarut dalam pahit di seduh air mata Tunggu.. Santailah sejenak Karna tepat setelah meja-meja di tinggalkan Kedai ini menyesak sebagai satu-satunya keterangan Satu kisah yang pernah kita upayakan Beribu rencana yang pernah kita perjuangan, lenyap kau memutuskan b

Tipe Kepribadian Hippocrates-Galenus

Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi, Hippocrates, seorang tabib dan ahli filsafat yang sangat pandai dari Yunani,mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa pada dasarnya ada empat tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam – macam kepribadian.

Lambat laun, sekarang atau nanti. Sama.

 Lambat laun rasa sakit ini berubah menjadi hambar Lambat laun rasa yang menggebu ini memudar Lambat laun rasa ini menjadi biasa saja Lambat laun semuanya akan berakhir pelan tapi terlihat baik-baik saja, begitu katamu. Perlahan aku akan membuka untuk hati yang baru, itu harapmu. Entahlah, saat ini aku hanya berdoa yang terbaik untukku apapun itu.