Skip to main content

The Higher We Fall the Higher We Bounce



MANUSIA TIDAK AKAN PERNAH MATI KARENA JATUH.
DIA AKAN BENAR - BENAR MATI SAAT TIDAK PERNAH TAHU CARANYA UNTUK BANGUN.


Deretan kata-kata yang luaar biasa ini aku dapat dari note FB seorang calon dokter "Mas Gilda PD 08"
hehe, belum minta ijin share nih.hohoho ^_^
memang sangat memotivasi deretan kata tersebut memompa semangatku untuk selalu berusaha pantang menyerah dan berani bermimpi.
Ini ada sebuah kisah dari note itu juga,hehehe
"Ada dua orang bersahabat namanya tono dan noto. Mereka berdua kelas XII SMA. Nah, karena stress menghadapi UAN mereka akhirnya memutuskan untuk terjun dari ketinggian. Mereka berdua sama - sama jatuh dari ketinggian 50 m. Kalo jatuh dari ketinggian segitu bisa dipastikan mereka pasti mati. Tetapi anehnya,,,, Tono tewas seketika ( biasa ) dan Noto sehat wal afiat. Bahkan dia terus mencoba untuk terjun. Tapi gak pernah bisa. Nah, kira - kira kenapa ?

"Karena dibawahnya kolam ?"

"bukan"

"Karena takdir,,,,"

"mungkin. Tapi kurang tepat"

"karena noto seorang superman ? " (mulai jawaban ngawur )

"enggak lah,,,, -_-"

"terus kenapa ?"

Hmm,,,, kira - kira kenapa ya ?

Hayoo kenapa ya?? banyak kemungkinan jawaban memang,
dan yang sebenarnya ingin disampaikan dalam cerita ini adalah
Sama kayak cerita si tono dan si noto. Ketinggian gedung di analogikan dengan tingginya impian kita. Kadang dua orang mempunyai mimpi yang sama tinggi. Tapi ada beberapa yang sukses besar ada beberapa yang feed back nya negatif ( beberapa orang menyebutnya gagal ). Dari sini bisa diambil hikmah bahwa tinggi rendahnya impian seseorang sama sekali tidak berhubungan dengan mungkin tidaknya hal itu dicapai.



Sedangkan tali bungee jumping di analogikan dengan kemampuan sesorang untuk bangun lagi meski ia terjatuh. Karena memang sudah hukum alam jika kita berada di ketinggian ( kesuksesan ) kemungkinan untuk terjatuh semakin besar.


Nah, di situlah pentingnya. Beberapa orang mungkin terlalu takut jika suatu saat jatuh. Hingga akhirnya menjadi takut untuk mengambil risiko. Padahal jika dianalogikan dengan cerita di atas kematian tidak disebabkan karena dia jatuh. Dan bukan karena seberapa tinggi tempat dimana ia berdiri. Manusia akan mati jika dia tidak bisa melambung lagi.


Jadi, hikmah yang sebenarnya ingin disampaikan adalah. Jangan pernah sekalipun takut untuk mempunyai impian yang tinggi. Bahkan jangan pernah menyerah jika engkau pernah ditimpa musibah berkali - kali.

hehe di komen juga sama yang empunya gilda_ditya
Feb 10, 2011 07:43 PM
hahahaha,,,,

jadi malu,,,
padahal itu bikin cuman buat iseng aja lho.

tapi alhamdulillah pemikiran iseng saya. bisa sedikit berguna.

Comments

Popular posts from this blog

Kopi, Lukisan dan Kenangan (Wira Nagara)

Lihat... Tepat setelah lampu-lampu dipadamkan Kau menyala sebagai satu-satunya yang ku rindukan Disini, Di tempat yang paling kau hindari Aku pernah berdiri Menggores kata menulis warna Pada ratapan panjang yang menguat dalam dinding kecemasan Aku mengisahkan kenangan di kepasrahan yang begitu lapang Retak berserakan.. Tanpa kediaman Terkoyak sepi, melayang di antara pekat aroma kopi Dengar.. Tepat setelah jejak-jejak di langkahkan kau menyapa sebagai satu-satunya yang ku nantikan Disini, di peluk yang pernah kau nikmati Aku masih sendiri Mencari kehilangan, menemui perpisahan Pada letupan kenang yang memuat kekosongan Aku membicarakan senyummu di keindahan yang telah hilang Hancur berkeping, tersapu kesunyian, terinjak lara terlarut dalam pahit di seduh air mata Tunggu.. Santailah sejenak Karna tepat setelah meja-meja di tinggalkan Kedai ini menyesak sebagai satu-satunya keterangan Satu kisah yang pernah kita upayakan Beribu rencana yang pernah kita perjuangan, lenyap kau memutuskan b

Tipe Kepribadian Hippocrates-Galenus

Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi, Hippocrates, seorang tabib dan ahli filsafat yang sangat pandai dari Yunani,mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa pada dasarnya ada empat tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam – macam kepribadian.

Lambat laun, sekarang atau nanti. Sama.

 Lambat laun rasa sakit ini berubah menjadi hambar Lambat laun rasa yang menggebu ini memudar Lambat laun rasa ini menjadi biasa saja Lambat laun semuanya akan berakhir pelan tapi terlihat baik-baik saja, begitu katamu. Perlahan aku akan membuka untuk hati yang baru, itu harapmu. Entahlah, saat ini aku hanya berdoa yang terbaik untukku apapun itu.