Skip to main content

Surat Untuk Sahabat

Teruntuk seseorang…



Seorang sahabat baruku, teman yang lama kunanti


Kesamaan, kesenangan, sampai suatu problema yang sama

Kita lalui, kita mengerti dan kita jalani

Aku tak tau harus berkata apa ketika tahu kau menangis

menangis menitikkan air mata 




Aku ingin ikut dalam kesedihanmu dan bersiap menyediakan bahuku

Agar kau tetap kuat, kawan

Wahai sahabat baruku, sungguh aku tak bermaksud melukaimu

Aku tak bermaksud kau larut dalam kesedihan ini

Aku tak bermaksud membuatmu gelisah

Dengan apa yang telah aku ceritakan padamu waktu itu

Mungkin memang aku yang kurang peka sampai-sampai lepas kontrol

Meluapkan cerita dan problema tentang dia kepadamu

tanpa melihat bagaimana perasaanmu

Aku menangis disini, kawan ketika tau kau menangis karena “hal” itu

Sungguh kawan, jika dengan aku menjauh darinya membuatmu lebih baik

Membuatmu tersenyum ceria kembali

Aku mau melakukannya karena memang aku memilihmu sebagai sahabat baruku

Tidak masalah jika memang harus begitu adanya

atau paling tidak aku membatasi interaksiku dengannya



Kau tau kawan, Sahabat itu saling mengerti dan memahami layaknya pagi dan senja


Aku Sang Pagi Ceria dan Kau Senja Cantik itu

Mereka saling mengerti kapan mereka harus muncul untuk bumi ini

Bagi sejuta umat di bumi Illahi

Pagi dan senja memang sangat kontradiksi

Namun dengan keindahannya mereka memancarkan kebaikan

Memulai dan mengakhiri suatu hari



Sungguh, aku tak ingin tali pertemanan ini hanya berakhir disini


Aku ingin ketikapun persahabatan ini harus berakhir,

berakhirlah seperti halnya senja mengakhiri satu hari

Sungguh indah dengan siluet jingganya di langit barat sana,

Namun begitu aku tak pernah berharap akan perpisahan diantara kita kawan

Ini hanyalah problema, kawan

Yang harus kita lewati

tuk kita saling mengenal, memahami, dan mengerti satu sama lain

Karena akulah SAHABAT BARUmu

*Ku berharap persahabatan kita seperti pagi dan senja yang bisa saling memahami, saling mengingatkan akan kesalahan untuk sebuah keindahan ..

Terima kasih telah mau menerimaku sebagai teman, teman berbagi, teman yang saling menguatkan..

Bersyukur mengenalmu, Kawan

Maaf atas segala khilaf sampai saat ini.. 



 

Comments

Popular posts from this blog

Kopi, Lukisan dan Kenangan (Wira Nagara)

Lihat... Tepat setelah lampu-lampu dipadamkan Kau menyala sebagai satu-satunya yang ku rindukan Disini, Di tempat yang paling kau hindari Aku pernah berdiri Menggores kata menulis warna Pada ratapan panjang yang menguat dalam dinding kecemasan Aku mengisahkan kenangan di kepasrahan yang begitu lapang Retak berserakan.. Tanpa kediaman Terkoyak sepi, melayang di antara pekat aroma kopi Dengar.. Tepat setelah jejak-jejak di langkahkan kau menyapa sebagai satu-satunya yang ku nantikan Disini, di peluk yang pernah kau nikmati Aku masih sendiri Mencari kehilangan, menemui perpisahan Pada letupan kenang yang memuat kekosongan Aku membicarakan senyummu di keindahan yang telah hilang Hancur berkeping, tersapu kesunyian, terinjak lara terlarut dalam pahit di seduh air mata Tunggu.. Santailah sejenak Karna tepat setelah meja-meja di tinggalkan Kedai ini menyesak sebagai satu-satunya keterangan Satu kisah yang pernah kita upayakan Beribu rencana yang pernah kita perjuangan, lenyap kau memutuskan b

Tipe Kepribadian Hippocrates-Galenus

Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi, Hippocrates, seorang tabib dan ahli filsafat yang sangat pandai dari Yunani,mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa pada dasarnya ada empat tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam – macam kepribadian.

Lambat laun, sekarang atau nanti. Sama.

 Lambat laun rasa sakit ini berubah menjadi hambar Lambat laun rasa yang menggebu ini memudar Lambat laun rasa ini menjadi biasa saja Lambat laun semuanya akan berakhir pelan tapi terlihat baik-baik saja, begitu katamu. Perlahan aku akan membuka untuk hati yang baru, itu harapmu. Entahlah, saat ini aku hanya berdoa yang terbaik untukku apapun itu.