Skip to main content

Ibu, doa dan perjuanganmu


Seusai senja sore kemarin, aku mengunjungi teman yg lama tak bercerita bersama. Awalnya memang untuk meminta transferan informasi rapat, but as we know bagaimana dan apa yang terjadi jika perempuan dalam satu tempat. Ini cerita tentang ibu dan kekuatan doa-doanya, cerita tentang pejuang wanita yang tak kan berhenti walau rapuh untuk selalu mencurahkan segala yang ibu punya untuk anak-anaknya. the real story begin..
seperti biasa aku butuh temen cerita kalau lagi kalut dan banyak pikiran, akhirnya tanpa basa-basi ku ceritakan bagaimana "aneh"nya dan tidak masuk akal apa yang terjadi dua hari ini, terutama kemarin. Segala sesuatu terjadi seperti bukan aku yang melakukan tapi ada kekuatan lain yang entah ku cari dengan logika sampai migrain bahkan vertigo pun tak akan ku temui jawabannya, yang ada aku hanya menerka dan mengambil makna dalam setiap peristiwa. Dan perjuangan sistem limbik di kepala ini berhenti pada satu nama "ibu", doa dan perjuangannya. Kamipun bertukar sapa dan kabar tentang ibu, itu yang kami lakukan sore itu. Bercerita tentang ibu memang tak akan ada habisnya dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Cerita perjuangan seorang ibu untuk bertahan demi anak-anaknya, ibu yang berjuang keras, ibu yang selalu menitipkan doa-doanya di seusai solat dan ibadahnya bahkan lebih dari itu yang tak pernah kami ketahui. Inilah yang ku sebut tangan-tangan tak terlihat menolong dan memberi kesempatan untuk menjadi insan yang lebih baik. Doa orang-orang yang kita sayangi tidaklah pernah kita sangka ketika kesulitan datang. 
Mendengar banyak cerita tentang ibu, banyak pelajaran pula yang ku ambil dari pembicaraan sore itu. Perjuangan dan doa ibu mengandung banyak makna dan kekuatan yang luar biasa

Comments

Popular posts from this blog

Kopi, Lukisan dan Kenangan (Wira Nagara)

Lihat... Tepat setelah lampu-lampu dipadamkan Kau menyala sebagai satu-satunya yang ku rindukan Disini, Di tempat yang paling kau hindari Aku pernah berdiri Menggores kata menulis warna Pada ratapan panjang yang menguat dalam dinding kecemasan Aku mengisahkan kenangan di kepasrahan yang begitu lapang Retak berserakan.. Tanpa kediaman Terkoyak sepi, melayang di antara pekat aroma kopi Dengar.. Tepat setelah jejak-jejak di langkahkan kau menyapa sebagai satu-satunya yang ku nantikan Disini, di peluk yang pernah kau nikmati Aku masih sendiri Mencari kehilangan, menemui perpisahan Pada letupan kenang yang memuat kekosongan Aku membicarakan senyummu di keindahan yang telah hilang Hancur berkeping, tersapu kesunyian, terinjak lara terlarut dalam pahit di seduh air mata Tunggu.. Santailah sejenak Karna tepat setelah meja-meja di tinggalkan Kedai ini menyesak sebagai satu-satunya keterangan Satu kisah yang pernah kita upayakan Beribu rencana yang pernah kita perjuangan, lenyap kau memutuskan b

Tipe Kepribadian Hippocrates-Galenus

Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi, Hippocrates, seorang tabib dan ahli filsafat yang sangat pandai dari Yunani,mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa pada dasarnya ada empat tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam – macam kepribadian.

Lambat laun, sekarang atau nanti. Sama.

 Lambat laun rasa sakit ini berubah menjadi hambar Lambat laun rasa yang menggebu ini memudar Lambat laun rasa ini menjadi biasa saja Lambat laun semuanya akan berakhir pelan tapi terlihat baik-baik saja, begitu katamu. Perlahan aku akan membuka untuk hati yang baru, itu harapmu. Entahlah, saat ini aku hanya berdoa yang terbaik untukku apapun itu.