Skip to main content

merubah sudut pandang

gini nih ceritanya orang yang patah hati, seharian mata bengkak dikira galau skripsi, padahal senyatanya lebih dari itu malah,
bumi gonjang ganjing hari ini,
ketika perut lapar tidak menyiksa,
ketika kantuk tertahan oleh kedua mata,
dan semuanya memang harus terjadi.

semoga keputusan ini memang yang terbaik yang mungkin selama ini gue pendam sangat dalam, mencintainya dalam diam akan lebih baik jika memang belum merasa siap dan pantas untuk melangkah ke level yang lebih tinggi. ibaratnya game nih kalau mau naik level ya harus step demi step, berusaha buat menang di masing-masing level untuk menuju level yang dituju.
gue sadar.. sadar banget semua tantangan ini sangat berat, berat banget apalagi dalam kondisi sedang menjalin hubungan dengan skripsi. Tapi gue sangat yakin kalau gue bisa lewat dari ini semua itu artinya gue NAIK LEVEL iya NAIK LEVEL, ini karena gue harus membuktikan bagaimana gue FIGHT, bagaimana gue memanajemen hati, pikiran dan perilaku.hha

Gue punya MIMPI, RENCANA dan HARAPAN, Hidup harus terus berjalan. gue sayang dia yang disana, mungkin memang belum waktunya untuk mengungkap rasa itu sekarang. Mendoakannya adalah salah satu caraku menyayanginya sekarang. terima kasih atas pelajaran yang sangat berharga untuk kehidupan gue selanjutnya. makasih ya abang coklatku! semoga bisa mewujudkan cita-cita muliamu, lancar untuk karirmu ke depan, jadi seorang psikiater berhasil yang low profile, amanah dan baik sama pasiennya, hhe dan juga bisa bekerjasama  dengan baik bareng rekan kerjanya (read : psikolog) hhe amiiiiin amiiiiiin amiiiin Ya Rabbal 'Alamin. Semangat bang!

Comments

Popular posts from this blog

Kopi, Lukisan dan Kenangan (Wira Nagara)

Lihat... Tepat setelah lampu-lampu dipadamkan Kau menyala sebagai satu-satunya yang ku rindukan Disini, Di tempat yang paling kau hindari Aku pernah berdiri Menggores kata menulis warna Pada ratapan panjang yang menguat dalam dinding kecemasan Aku mengisahkan kenangan di kepasrahan yang begitu lapang Retak berserakan.. Tanpa kediaman Terkoyak sepi, melayang di antara pekat aroma kopi Dengar.. Tepat setelah jejak-jejak di langkahkan kau menyapa sebagai satu-satunya yang ku nantikan Disini, di peluk yang pernah kau nikmati Aku masih sendiri Mencari kehilangan, menemui perpisahan Pada letupan kenang yang memuat kekosongan Aku membicarakan senyummu di keindahan yang telah hilang Hancur berkeping, tersapu kesunyian, terinjak lara terlarut dalam pahit di seduh air mata Tunggu.. Santailah sejenak Karna tepat setelah meja-meja di tinggalkan Kedai ini menyesak sebagai satu-satunya keterangan Satu kisah yang pernah kita upayakan Beribu rencana yang pernah kita perjuangan, lenyap kau memutuskan b

Lambat laun, sekarang atau nanti. Sama.

 Lambat laun rasa sakit ini berubah menjadi hambar Lambat laun rasa yang menggebu ini memudar Lambat laun rasa ini menjadi biasa saja Lambat laun semuanya akan berakhir pelan tapi terlihat baik-baik saja, begitu katamu. Perlahan aku akan membuka untuk hati yang baru, itu harapmu. Entahlah, saat ini aku hanya berdoa yang terbaik untukku apapun itu.

Tipe Kepribadian Hippocrates-Galenus

Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi, Hippocrates, seorang tabib dan ahli filsafat yang sangat pandai dari Yunani,mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa pada dasarnya ada empat tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam – macam kepribadian.