Skip to main content

Hari pertama jadi Juru Sita Pengganti, manggil istilahnya

Aku janjian sama mba Nana pukul 06.00, sudah siap dan kukirimkan whatsapp menanyakan ternyata Mba Nana masih nyiapin sarapan dan kopi buat suaminya. Serambi menunggu aku isi bensin dan ke atm. Alhasil berangkat dari rumah Mba Nana jam setengah 7. Jalanan masih sepi sejuk rasanya. Memasuki kota Rogojampi pasar sebagai pusatnya sudah mulai padat tapi nggak sepadat nanti siang hari. Langkah pertama Mba Nana nanya alamat desa dusun yang sudah aku list satu-satu. Mulai keluar masuk gang menanyakan pertama didesa deket pasar tanya sana-sini banyak ga taunya sih orang-orang pas kutanyakan alamat Bapak X bin Y. Sampe diarahin ke pak kadesnya. Sempet gerimis sebelum kami menemukan rumah panggilan pertama. Ketemu mantan istrinya yang kucari mantan duaminsu ternyata pantas saja banyak orang ngga tau si mantan suami ini sudah lama tinggal di Bali dan yang mengajukan gugatan si istri. Sudah putus selesai jadi aku kesana menyampaikan isi putusan sidang cerainya sudah tertulis tinggal baca sebenarnya tapi yang namanya baru ya aku baca brrkali-kali pun masih g paham kalo belum dijelasin n dicontohkan Mba Nana lebih ke takut salah menyampaikan nya kan repot ya terkait urusan rumah tangga orang banyak begini. Kerjaan nya terlihat simple memang it's look like seorang kurir tapi hari pertama saja isinya orang pada curhat pernikahannya dan terkait hukum2 nya yg aku belum paham gimana menanggapi nya cuma tau dari pengalaman aja takut dlasa jadi mending diem. Bicara seperlunya saja. Kalo mau Konsultasi lebih lanjut Mba Nana sarankan kekantor saja. Panggilan kedua agak jauh mentok selatan hampir rumah pak panitera yg kapan itu aku jenguk kesana. Kasusnya perebutan hak asuh anak, jadi sudah cerai kemudian sidang hak asuh anak dan sudah putus anaknya umur 3 tahun ikut ibunya. Ceritanya ini dokter g terima dia katanya g pernah dapat panggilan kok udah putus aja. Terus dia cerita panjang soal masalahnya dengan istrinya dia g terima dengan keputusan sidang intinya begitu. Setelah coba dengarkan Mba Nana arahkan untuk kekantor saja misal g terima putusannya. Konsultasi dengan atasan dalam hal ini panitera muda. Ruwet itu urusannya kalo diladeni didengerin kan bukan psikolog jadi gimana caranya mutus ceritanya hehe oiya itu dokternya udah nikah lagi pas menemui aku sama mba Nana sama istrinya yg skrg. Disini aku melakukan kesalahan tepatnya memang gatau isi putusannya belum aku edit tak kira tinggal lgsg cetak saja seperti relaas yang lain. Jadi janjian besok kesana pagi2 sebelum kerja ditemenin Mba Nana. Duh dek g kebayang kalo sendirian. Kudu berani dan mantapkan hati jangan ragu-ragu. Fighting!
Panggilan ketiga ini baru banget belum sidang jadi panggilan buat sidang pertama. Rata2 yang aku panggil itu tergugat nya suami. Jadi yang penggugat istri semuanya malah yang aku panggil begitu kasusnya. Yang ketiga ini cukup gampang cari rumahnya diarahin kerumah orang tuanya terus nunggu eh yg ditunggu ternyata lagi umbah2 beres2 seolah ga ada tamu ga ditunggu. Yaudah lama itu nunggunya akhirnya ketemu orangnya ternyata sekalian keluar rumah nemuinnya ckckck

Ceritanya udah diterima lapang dada udah tau istrinya menggugat. Jadi tak ada konflik atau pertentangan. Manut2 saja. Kalo aku baca direlaasnya alasan ekonomi istri bilang nya g dikasih nafkah tapi pas aku tanya ke ibunya si suami sambil nunggu tadi katanya baru pisah rumah h-1 lebaran nah loh. Yaudah gak aku pikirin juga kan cuman sebagai kurir saja hehe

Panggilan keempat pake pengacara jadi kata mba Nana bsk pas dikantor aja janjian ketemu daripada pusing cari rumahnya soalnya tanggal merah libur dan si pengacara ini istrinya empat gatau kan dirumahnya yang mana wkwkwk ambil aman aja kata mba Nana.

Udah deh terus tadi pulang sarapan pecel rawon. laper banget habis itu ke Roxy belanja bulanan ambil jahitan batik seragam kantor dan kekantor edit relaas yg salah terus pulang deh jam 12.


Sekian cerita hari pertama nya. ^•^

Comments

Popular posts from this blog

Kopi, Lukisan dan Kenangan (Wira Nagara)

Lihat... Tepat setelah lampu-lampu dipadamkan Kau menyala sebagai satu-satunya yang ku rindukan Disini, Di tempat yang paling kau hindari Aku pernah berdiri Menggores kata menulis warna Pada ratapan panjang yang menguat dalam dinding kecemasan Aku mengisahkan kenangan di kepasrahan yang begitu lapang Retak berserakan.. Tanpa kediaman Terkoyak sepi, melayang di antara pekat aroma kopi Dengar.. Tepat setelah jejak-jejak di langkahkan kau menyapa sebagai satu-satunya yang ku nantikan Disini, di peluk yang pernah kau nikmati Aku masih sendiri Mencari kehilangan, menemui perpisahan Pada letupan kenang yang memuat kekosongan Aku membicarakan senyummu di keindahan yang telah hilang Hancur berkeping, tersapu kesunyian, terinjak lara terlarut dalam pahit di seduh air mata Tunggu.. Santailah sejenak Karna tepat setelah meja-meja di tinggalkan Kedai ini menyesak sebagai satu-satunya keterangan Satu kisah yang pernah kita upayakan Beribu rencana yang pernah kita perjuangan, lenyap kau memutuskan b

Tipe Kepribadian Hippocrates-Galenus

Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi, Hippocrates, seorang tabib dan ahli filsafat yang sangat pandai dari Yunani,mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa pada dasarnya ada empat tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam – macam kepribadian.

Lambat laun, sekarang atau nanti. Sama.

 Lambat laun rasa sakit ini berubah menjadi hambar Lambat laun rasa yang menggebu ini memudar Lambat laun rasa ini menjadi biasa saja Lambat laun semuanya akan berakhir pelan tapi terlihat baik-baik saja, begitu katamu. Perlahan aku akan membuka untuk hati yang baru, itu harapmu. Entahlah, saat ini aku hanya berdoa yang terbaik untukku apapun itu.