Skip to main content

28

Tanggal 28 tahun lalu...

Aku sangat bahagia, berlebih malah

Dikelilingi orang-orang yang teramat sayang dan peduli denganku. 

Ada mas yang walau jauh tetap bisa buatku bahagia dengan caramu, terima kasih sayang...

Ditambah teman-teman yang memberi kejutan di luar ekspektasi ku terhadap pertemanan disini..


Saking bahagianya hingga Allah peringatkan dengan satu hal yang mengubah hidupku..

Aku tak kunjung kedatangan tamu itu..

Deg.


Tahun ini sungguh berat aku lalui, di hari kelahiran ku tak seperti tahun lalu, tak apa aku banyak berintrospeksi hari ini, lebih banyak tangis di sepanjang momen..untungnya pake masker jadi aman tidak ada yang menyadarinya..


Melalui tahun ini sendiri bukan hal yang mudah bagiku.. berat sekali.

Dua hal yang berarti bagiku kini tidak lagi bersamaku..

Dua hal yang ku dapatkan dari sebuah kesalahan..

Dan akhirnya menjadi sesuatu yang sangat membekas dalam hidupku..

Kau...

dan dia yang tidak pernah kita harapkan..


Akan selalu menjadi pelajaran dalam hidupku..

Selalu..

Akan menjadi alasan dalam setiap tangis dan doaku. 


Terima kasih telah memberi warna meski tidak selalu membuatku cerah akan tetapi hal itulah yang membuatku terarah,  untuk menjadi peringatan ke depannya.


Aku masih mencintaimu..kini dan mungkin akan terus sampai nanti.

Aku masih berusaha jika takdirpun tak membuat kita bersama..


Aku masih berusaha bangkit dari semua ini meski sakitnya tidak terperi...

Selamat ulangtahun untuk diriku sendiri yang ke-29 dimana semua doa mengarahkan kedalam pencapaian "menyegerakan"

Doa itu..aku aminkan dalam hati.

Lebih kepada waktu yang tepat dan tidak tergesa-gesa.

Terima kasih masih menyayangiku, mas.

Sampaikan salam untuk Mbak dan Hasan, sampaikan permohonan maafku yang mungkin tidak akan pernah termaafkan, sampaikan dengan caramu memperlakukan mereka dengan penuh kasih. Semoga Allah SWT selalu limpahkan kebahagiaan untuk kalian.


Comments

Popular posts from this blog

Kopi, Lukisan dan Kenangan (Wira Nagara)

Lihat... Tepat setelah lampu-lampu dipadamkan Kau menyala sebagai satu-satunya yang ku rindukan Disini, Di tempat yang paling kau hindari Aku pernah berdiri Menggores kata menulis warna Pada ratapan panjang yang menguat dalam dinding kecemasan Aku mengisahkan kenangan di kepasrahan yang begitu lapang Retak berserakan.. Tanpa kediaman Terkoyak sepi, melayang di antara pekat aroma kopi Dengar.. Tepat setelah jejak-jejak di langkahkan kau menyapa sebagai satu-satunya yang ku nantikan Disini, di peluk yang pernah kau nikmati Aku masih sendiri Mencari kehilangan, menemui perpisahan Pada letupan kenang yang memuat kekosongan Aku membicarakan senyummu di keindahan yang telah hilang Hancur berkeping, tersapu kesunyian, terinjak lara terlarut dalam pahit di seduh air mata Tunggu.. Santailah sejenak Karna tepat setelah meja-meja di tinggalkan Kedai ini menyesak sebagai satu-satunya keterangan Satu kisah yang pernah kita upayakan Beribu rencana yang pernah kita perjuangan, lenyap kau memutuskan b

Tipe Kepribadian Hippocrates-Galenus

Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi, Hippocrates, seorang tabib dan ahli filsafat yang sangat pandai dari Yunani,mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa pada dasarnya ada empat tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam – macam kepribadian.

Lambat laun, sekarang atau nanti. Sama.

 Lambat laun rasa sakit ini berubah menjadi hambar Lambat laun rasa yang menggebu ini memudar Lambat laun rasa ini menjadi biasa saja Lambat laun semuanya akan berakhir pelan tapi terlihat baik-baik saja, begitu katamu. Perlahan aku akan membuka untuk hati yang baru, itu harapmu. Entahlah, saat ini aku hanya berdoa yang terbaik untukku apapun itu.