saat ini dibandingkan dengan dua tahun atau awal masuk kuliah pastilah sangat berbeda mulai dari lingkungan dan tentu kehidupan pribadiku. Tak terasa memang tiga tahun berlalu cepat, saat dimana aku menjadi kakak yang seharusnya bisa diteladani adik-adikku, saat dimana mulai ku coret satu-persatu tulisan mimpi di dinding kamarku. Namun ada satu hal ketika semua itu terlewati, tanpa ku sadari begitu banyak nikmat yang tak terperi diberi oleh yang Maha Pemilik Seluruh Alam ini, Allah SWT. Tanpa kebersyukuran atas semua yang dicapai saat ini bukan hanya stres yang akan muncul, depresi ikut pula menggerogoti. Satu dua waktu berjalan aku memang mencapai apa yang aku inginkan dan ku usahakan, dan memang sudah seharusnya aku bertanggungjawab atas pencapaian itu. aku tidak ingin masuk dalam golongan munafik yang tidak sadar untuk bersyukur.
Lihat... Tepat setelah lampu-lampu dipadamkan Kau menyala sebagai satu-satunya yang ku rindukan Disini, Di tempat yang paling kau hindari Aku pernah berdiri Menggores kata menulis warna Pada ratapan panjang yang menguat dalam dinding kecemasan Aku mengisahkan kenangan di kepasrahan yang begitu lapang Retak berserakan.. Tanpa kediaman Terkoyak sepi, melayang di antara pekat aroma kopi Dengar.. Tepat setelah jejak-jejak di langkahkan kau menyapa sebagai satu-satunya yang ku nantikan Disini, di peluk yang pernah kau nikmati Aku masih sendiri Mencari kehilangan, menemui perpisahan Pada letupan kenang yang memuat kekosongan Aku membicarakan senyummu di keindahan yang telah hilang Hancur berkeping, tersapu kesunyian, terinjak lara terlarut dalam pahit di seduh air mata Tunggu.. Santailah sejenak Karna tepat setelah meja-meja di tinggalkan Kedai ini menyesak sebagai satu-satunya keterangan Satu kisah yang pernah kita upayakan Beribu rencana yang pernah kita perjuangan, lenyap kau memutuskan b
Comments
Post a Comment