“Mbak
apakah masih percaya mimpi?”
Sebuah chat dari adik
tingkat membuyarkan lamunanku minggu pagi kemarin. Seperti ada petir di pagi
hari, pertanyaan itu membuatku berpikir lama untuk membalasnya karena jujur
saja aku sedang berada dalam fase “tidak memiliki harapan” apalagi mimpi. Mimpi
yang seharusnya menjadi tujuanku, mimpi yang menjadi alasan untuk terus
bergerak. Sesaat aku merenung, pertanyaan itu membuatku sadar tentang satu hal
bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika Allah sudah berkata Kun
Faya Kun. Akhir-akhir ini moodku sangat fluktuatif seperti cuaca beberapa hari
ini yang pagi terlihat mendung lalu turunlah hujan dan setelah itu terbitlah
terik panas matahari, cuaca sedang tidak stabil sama halnya denganku. Satu waktu
aku akan menjadi sangat depresif dengan kondisiku saat ini tetapi di lain waktu
bisa segera berubah menjadi sangat termotivasi karena ada sesuatu yang
mempengaruhi termasuk chat minggu pagi itu, mengubah moodku yang benar-benar
sedang menurun. Curiga nih sama diri sendiri jangan-jangan ada kecenderungan manik-depresif.
Manik depresif atau sering dikenal dengan istilah bipolar adalah suatu kondisi dimana terjadi perubahan mood secara cepat
dari mood bahagia, semangat, termotivasi lalu tiba-tiba berubah drastis menjadi
mood sedih, depresif, dan putus asa (vice versa). Semoga saja tidak ya, obatnya susah
soalnya dan butuh waktu yang tidak sebentar tentunya. Membahas tentang mimpi,
dalam artian mimpi yang sebenarnya yaitu mimpi saat tidur, beberapa hari ini
tepatnya sudah tiga hari aku bermimpi dengan tema yang sama dan orang yang
sama yang berbeda hanya pada konteks peristiwanya. Sempat terpikir mungkin
karena lupa berdoa jadi mimpinya itu, tetapi lain waktu bahkan tidur dengan
sangat tenang dan penuh persiapan, mimpi itu masih saja menghampiri tidur
cantikku. Apa salahku wahai mimpi? Mimpi ada kaitannya dengan alam bawah sadar
seseorang, mungkin itulah sebabnya mau tidur terburu-buru atau dengan persiapan
berdoa dan semacamnya, sang alam bawah sadar layaknya gunung es di dalam laut
yang tampak kecil ternyata memiliki pengaruh yang sangat besar. Apapun yang
berada di alam bawah sadar sana tidak bisa dimanipulasi dan salah satunya lari ke alam mimpi untuk merealisasikan apa-apa yang menjadi ingin
tapi tak sampai dalam dunia nyata.
Tentang mimpi dalam
makna tujuan, keinginan dan harapan, dengan kondisiku saat ini hampir saja aku
menyerah, putus asa akan mimpi-mimpi yang ingin kuraih rasanya seperti sudah
tidak ada lagi jalan kesana, ingin rasanya berhenti tetapi nyatanya Allah
selalu saja memberiku insight melalui apa saja bahkan sesederhana sebuah
pertanyaan yang membuatku berpikir kembali. Memunculkan kembali
motivasi-motivasi yang beserakan, terbengkalai tak bertuan ini. Aku mencoba
merenungkan kembali inginku, menghidupkan lagi impianku. Caranya? Jujur saat
ini pun aku masih berproses membangun mimpiku kembali, aku mencoba memulainya
setidaknya daripada aku berhenti sekarang dan tidak mendapatkan apapun lebih
baik aku melakukan sesuatu walaupun tidak tahu akan seperti apa hasilnya nanti.
Satu hal yang sedang aku coba terapkan dan disiplin terhadapnya adalah
menyelesaikan satu persatu list must to do yang sudah kutuliskan, entah kenapa
aku jadi orang yang senang lompat dari satu hal ke hal lainnya, too much desire
to do many thing hahaha that’s point why I can’t put my focus on my goal. Aku ingin
melakukan banyak hal dalam satu waktu, aku ingin bisa melakukan semuanya. Dan itu
tidak bisa dilakukan karena sebagaimanapun seseorang itu multitasking ada
batasannya, pun bisa multitasking hasilnya nanti tidak semaksimal ketika kita
fokus satu per satu. Ya itu Irma yang dulu yang menginginkan bisa melakukan apa
saja, Irma yang sekarang mulai fokus satu persatu menyelesaikan apa yang telah
dimulai dan tidak memaksakan diri untuk bisa melakukan apa saja.
Be like a circle of light projected from a flashlight in the darkness, it illuminates a part of the environment while helping to obsecure other part (taken from psychology today’s article)
Comments
Post a Comment