Skip to main content

Day 12 (Tentang Aku)

“Mbak apakah masih percaya mimpi?”
Sebuah chat dari adik tingkat membuyarkan lamunanku minggu pagi kemarin. Seperti ada petir di pagi hari, pertanyaan itu membuatku berpikir lama untuk membalasnya karena jujur saja aku sedang berada dalam fase “tidak memiliki harapan” apalagi mimpi. Mimpi yang seharusnya menjadi tujuanku, mimpi yang menjadi alasan untuk terus bergerak. Sesaat aku merenung, pertanyaan itu membuatku sadar tentang satu hal bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika Allah sudah berkata Kun Faya Kun. Akhir-akhir ini moodku sangat fluktuatif seperti cuaca beberapa hari ini yang pagi terlihat mendung lalu turunlah hujan dan setelah itu terbitlah terik panas matahari, cuaca sedang tidak stabil sama halnya denganku. Satu waktu aku akan menjadi sangat depresif dengan kondisiku saat ini tetapi di lain waktu bisa segera berubah menjadi sangat termotivasi karena ada sesuatu yang mempengaruhi termasuk chat minggu pagi itu, mengubah moodku yang benar-benar sedang menurun. Curiga nih sama diri sendiri jangan-jangan ada kecenderungan manik-depresif. Manik depresif atau sering dikenal dengan istilah bipolar adalah suatu kondisi dimana terjadi perubahan mood secara cepat dari mood bahagia, semangat, termotivasi lalu tiba-tiba berubah drastis menjadi mood sedih, depresif, dan putus asa (vice versa). Semoga saja tidak ya, obatnya susah soalnya dan butuh waktu yang tidak sebentar tentunya. Membahas tentang mimpi, dalam artian mimpi yang sebenarnya yaitu mimpi saat tidur, beberapa hari ini tepatnya sudah tiga hari aku bermimpi dengan tema yang sama dan orang yang sama yang berbeda hanya pada konteks peristiwanya. Sempat terpikir mungkin karena lupa berdoa jadi mimpinya itu, tetapi lain waktu bahkan tidur dengan sangat tenang dan penuh persiapan, mimpi itu masih saja menghampiri tidur cantikku. Apa salahku wahai mimpi? Mimpi ada kaitannya dengan alam bawah sadar seseorang, mungkin itulah sebabnya mau tidur terburu-buru atau dengan persiapan berdoa dan semacamnya, sang alam bawah sadar layaknya gunung es di dalam laut yang tampak kecil ternyata memiliki pengaruh yang sangat besar. Apapun yang berada di alam bawah sadar sana tidak bisa dimanipulasi dan salah satunya lari ke alam mimpi untuk merealisasikan apa-apa yang menjadi ingin tapi tak sampai dalam dunia nyata.   
Tentang mimpi dalam makna tujuan, keinginan dan harapan, dengan kondisiku saat ini hampir saja aku menyerah, putus asa akan mimpi-mimpi yang ingin kuraih rasanya seperti sudah tidak ada lagi jalan kesana, ingin rasanya berhenti tetapi nyatanya Allah selalu saja memberiku insight melalui apa saja bahkan sesederhana sebuah pertanyaan yang membuatku berpikir kembali. Memunculkan kembali motivasi-motivasi yang beserakan, terbengkalai tak bertuan ini. Aku mencoba merenungkan kembali inginku, menghidupkan lagi impianku. Caranya? Jujur saat ini pun aku masih berproses membangun mimpiku kembali, aku mencoba memulainya setidaknya daripada aku berhenti sekarang dan tidak mendapatkan apapun lebih baik aku melakukan sesuatu walaupun tidak tahu akan seperti apa hasilnya nanti. Satu hal yang sedang aku coba terapkan dan disiplin terhadapnya adalah menyelesaikan satu persatu list must to do yang sudah kutuliskan, entah kenapa aku jadi orang yang senang lompat dari satu hal ke hal lainnya, too much desire to do many thing hahaha that’s point why I can’t put my focus on my goal. Aku ingin melakukan banyak hal dalam satu waktu, aku ingin bisa melakukan semuanya. Dan itu tidak bisa dilakukan karena sebagaimanapun seseorang itu multitasking ada batasannya, pun bisa multitasking hasilnya nanti tidak semaksimal ketika kita fokus satu per satu. Ya itu Irma yang dulu yang menginginkan bisa melakukan apa saja, Irma yang sekarang mulai fokus satu persatu menyelesaikan apa yang telah dimulai dan tidak memaksakan diri untuk bisa melakukan apa saja. 
Be like a circle of light projected from a flashlight in the darkness, it illuminates a part of the environment while helping to obsecure other part (taken from psychology today’s article)  


Comments

Popular posts from this blog

Kopi, Lukisan dan Kenangan (Wira Nagara)

Lihat... Tepat setelah lampu-lampu dipadamkan Kau menyala sebagai satu-satunya yang ku rindukan Disini, Di tempat yang paling kau hindari Aku pernah berdiri Menggores kata menulis warna Pada ratapan panjang yang menguat dalam dinding kecemasan Aku mengisahkan kenangan di kepasrahan yang begitu lapang Retak berserakan.. Tanpa kediaman Terkoyak sepi, melayang di antara pekat aroma kopi Dengar.. Tepat setelah jejak-jejak di langkahkan kau menyapa sebagai satu-satunya yang ku nantikan Disini, di peluk yang pernah kau nikmati Aku masih sendiri Mencari kehilangan, menemui perpisahan Pada letupan kenang yang memuat kekosongan Aku membicarakan senyummu di keindahan yang telah hilang Hancur berkeping, tersapu kesunyian, terinjak lara terlarut dalam pahit di seduh air mata Tunggu.. Santailah sejenak Karna tepat setelah meja-meja di tinggalkan Kedai ini menyesak sebagai satu-satunya keterangan Satu kisah yang pernah kita upayakan Beribu rencana yang pernah kita perjuangan, lenyap kau memutuskan b

Tipe Kepribadian Hippocrates-Galenus

Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi, Hippocrates, seorang tabib dan ahli filsafat yang sangat pandai dari Yunani,mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa pada dasarnya ada empat tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam – macam kepribadian.

Lambat laun, sekarang atau nanti. Sama.

 Lambat laun rasa sakit ini berubah menjadi hambar Lambat laun rasa yang menggebu ini memudar Lambat laun rasa ini menjadi biasa saja Lambat laun semuanya akan berakhir pelan tapi terlihat baik-baik saja, begitu katamu. Perlahan aku akan membuka untuk hati yang baru, itu harapmu. Entahlah, saat ini aku hanya berdoa yang terbaik untukku apapun itu.