Skip to main content

my recent condition. Day 11 (SuperlatePost)

Aku berada di dalam sebuah ruangan gelap dan seorang diri
aku berjalan mencari jalan keluar
ruangan ini teramat gelap, cahaya seperti enggan menghampiri
aku mencari dan terus mencari dimana
satu cahaya yang bisa kunyalakan saat ini
adalah sebuah harapan
aku berharap akan ada seberkas cahaya menyusup
memberiku arah untuk keluar
waktu berlalu, satu-satunya cahaya yang kumiliki mulai redup
suara-suara itu menghampiriku, meminta, menuntut dan mencercaku
pada satu titik aku berhenti, aku tidak mengenali arah sekarang
aku tak tahu akan kemana
bahkan cahaya yang kunyalakan sendiri pun akan menghilang,
hanya menunggu waktu
cahaya diluar sana kian jauh kurasa
suara-suara itu semakin jelas dan memaksaku untuk keluar segera
siapa yang menginginkan dirinya terperangkap dalam sebuah ruang gelap seperti ini?
aku pun enggan untuk terus berada disini, sendiri, nyaris mati
adakah cahaya di luar sana yang sudi menghampiriku
pernah terpikir olehku daripada merutuki kegelapan, lebih baik kubuat cahaya untuk diriku sendiri
cahaya yang kubuat sendiri tak cukup kuat melawan gelapnya sekitar
telah jauh aku meraba dalam gelap, mencoba menentukan langkah
ruangan ini tetap saja gelap
apakah cahaya itu benar adanya?
kapankah aku bisa keluar dari ruang gelap ini?
bagaimana caranya aku keluar?
di dalam ruangan ini aku terus saja mengeluh dan mengeluh
kegelapan membuatku rapuh
suara-suara itu semakin membuatku jatuh
aku apakah aku bisa melalui ruang gelap ini?
yang kulakukan sekarang adalah tetap meraba, melangkah, menuju arah cahaya
entah kapan,
bermodal keyakinan yang berirama naik turun, kadang menguat, kadang melemah
aku berharap keyakinan itu tak kan menghilang sekalipun aku terjatuh
cahaya itu ada, apakah di luar sana atau di dalam diriku sendiri ia bersembunyi.


Comments

Popular posts from this blog

Kopi, Lukisan dan Kenangan (Wira Nagara)

Lihat... Tepat setelah lampu-lampu dipadamkan Kau menyala sebagai satu-satunya yang ku rindukan Disini, Di tempat yang paling kau hindari Aku pernah berdiri Menggores kata menulis warna Pada ratapan panjang yang menguat dalam dinding kecemasan Aku mengisahkan kenangan di kepasrahan yang begitu lapang Retak berserakan.. Tanpa kediaman Terkoyak sepi, melayang di antara pekat aroma kopi Dengar.. Tepat setelah jejak-jejak di langkahkan kau menyapa sebagai satu-satunya yang ku nantikan Disini, di peluk yang pernah kau nikmati Aku masih sendiri Mencari kehilangan, menemui perpisahan Pada letupan kenang yang memuat kekosongan Aku membicarakan senyummu di keindahan yang telah hilang Hancur berkeping, tersapu kesunyian, terinjak lara terlarut dalam pahit di seduh air mata Tunggu.. Santailah sejenak Karna tepat setelah meja-meja di tinggalkan Kedai ini menyesak sebagai satu-satunya keterangan Satu kisah yang pernah kita upayakan Beribu rencana yang pernah kita perjuangan, lenyap kau memutuskan b

Tipe Kepribadian Hippocrates-Galenus

Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi, Hippocrates, seorang tabib dan ahli filsafat yang sangat pandai dari Yunani,mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa pada dasarnya ada empat tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam – macam kepribadian.

Lambat laun, sekarang atau nanti. Sama.

 Lambat laun rasa sakit ini berubah menjadi hambar Lambat laun rasa yang menggebu ini memudar Lambat laun rasa ini menjadi biasa saja Lambat laun semuanya akan berakhir pelan tapi terlihat baik-baik saja, begitu katamu. Perlahan aku akan membuka untuk hati yang baru, itu harapmu. Entahlah, saat ini aku hanya berdoa yang terbaik untukku apapun itu.