Skip to main content

(Day 17) A Hopeless Reflection

Pernahkah merasa seperti ingin berhenti dari semuanya?
Merasa tidak memiliki minat apapun, merasa tidak ada lagi yang harus diperjuangkan.
Seolah akan mencapai tanda titik tanpa ada koma menanti lagi.
Seperti tanpa arah dan tidak mengerti tujuan kemana,
ingin hanya tinggallah ingin,
ataukah aku yang tidak berusaha sehingga ingin hanyalah menjadi angan?
Titik dimana kepastian itu semakin kabur, harap berganti dengan lelah atas penantian .
Apakah kini ku mulai meragu?
Aku tahu yakinku seringkali tergoyah oleh angin yang bertiup di sekitar.
Adakah yang tahu jawabnya?
Mencoba menerka
Memunguti sisa-sisa yakinku atas kepastian itu
Yakin bahwa ini akan berujung baik suatu saat nanti
Aku hanya tidak ingin membohongi diri
Sekarang aku tidaklah sedang baik-baik saja
Aku ingin berteriak
Menangis sejadi-jadinya
Sampai harapku kembali menyala
Tidak ada yang tau pasti,
Aku hanya manusia yang mungkin banyak tidak tahu diri
Setelah semua kebaikan yang kuterima, keraguan masih saja ada
Di titik ini aku ingin merasakan kembali
Kembali merasakan yakin atas ketetapan Sang Maha Pasti
Memikirkan kembali tentang yang baik kan datang suatu hari nanti



Kebumen, 18 Februari 2017
08.19 PM



Comments

Popular posts from this blog

Kopi, Lukisan dan Kenangan (Wira Nagara)

Lihat... Tepat setelah lampu-lampu dipadamkan Kau menyala sebagai satu-satunya yang ku rindukan Disini, Di tempat yang paling kau hindari Aku pernah berdiri Menggores kata menulis warna Pada ratapan panjang yang menguat dalam dinding kecemasan Aku mengisahkan kenangan di kepasrahan yang begitu lapang Retak berserakan.. Tanpa kediaman Terkoyak sepi, melayang di antara pekat aroma kopi Dengar.. Tepat setelah jejak-jejak di langkahkan kau menyapa sebagai satu-satunya yang ku nantikan Disini, di peluk yang pernah kau nikmati Aku masih sendiri Mencari kehilangan, menemui perpisahan Pada letupan kenang yang memuat kekosongan Aku membicarakan senyummu di keindahan yang telah hilang Hancur berkeping, tersapu kesunyian, terinjak lara terlarut dalam pahit di seduh air mata Tunggu.. Santailah sejenak Karna tepat setelah meja-meja di tinggalkan Kedai ini menyesak sebagai satu-satunya keterangan Satu kisah yang pernah kita upayakan Beribu rencana yang pernah kita perjuangan, lenyap kau memutuskan b

Tipe Kepribadian Hippocrates-Galenus

Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi, Hippocrates, seorang tabib dan ahli filsafat yang sangat pandai dari Yunani,mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa pada dasarnya ada empat tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam – macam kepribadian.

Lambat laun, sekarang atau nanti. Sama.

 Lambat laun rasa sakit ini berubah menjadi hambar Lambat laun rasa yang menggebu ini memudar Lambat laun rasa ini menjadi biasa saja Lambat laun semuanya akan berakhir pelan tapi terlihat baik-baik saja, begitu katamu. Perlahan aku akan membuka untuk hati yang baru, itu harapmu. Entahlah, saat ini aku hanya berdoa yang terbaik untukku apapun itu.