Skip to main content

Day 14 Rabu Ngablu

Hai Rabu, selamat hari libur bagi yang merayakan!

Posting Day 14 yeay plok plok plok, besok postingan ke 15 haha yaiyalah.
Dari dulu aku suka angka 14 jadi edisi spesial ya hari ini. Spesialnya apa sih? Karena aku menganggap hari ini spesial aja, just it, hari libur waktunya ngablu. Cuaca pagi ini masih aneh seperti hari-hari sebelumnya, ini membuatku bolak-balik mengangkat jemuran saat terik-teriknya panas matahari tiba-tiba saja hujan turun dan kondisi sebaliknya. Untuk orang sepertiku yang menganut aliran mager-isme itu adalah ujian. Ujian yang harus dilewati, karena ini hanyalah ujian. Apa yang akan Anda lakukan dalam kondisi seperti ini? Apakah Anda tetap mengangkat jemuran walaupun nanti harus kembali menjemur lagi saat matahari kembali muncul, atau membiarkan jemuran tertimpa oleh rintik hujan yang syahdu itu karena Anda asyik menikmati masa penantian hujan yang kata orang bikin galau atau Anda akan merasa cuek saja terhadap keadaan karena nanti juga akan panas lagi, hujan cuma lewat sebentar. Lagi-lagi itu tentang pilihan bahkan dalam hal sesederhana menjemur pakaian saja kita harus punya pilihan apalagi hal-hal lain yang lebih kompleks, menikah misalnya. Eits aku belum mau bahas soal menikah kok, tenang saja jangan baper. Haha Pagi-pagi tadi akhirnya aku ikut terjun ke dunia perdapuran di rumah, satu hal yang membuatku malas adalah keribetan prinsip orang tua tentang memasak, kalau boleh jujur sedikit sombong dulu pada masa kuliah ketika aku harus memasak sesuatu walau ngasal tetep aja enak ngga perlu ribet hanya memerlukan kesenangan, kebahagiaan dan cinta *ciegitu. Nah tadi pagi itu aku sempat berdebat soal cara memotong dengan baginda ratu istana perdapuran wkwk seribet itu ya padahal cuma memotong tempe harus gitu memikirkan unsur estetika penampilan sayur yang akan dimasak, segitunya yaa kalau nanti aku punya rumah sendiri mah yang penting enak dan layak makan wkwkwk urusan pola estetika apapun itu kalo ada momen spesial baru deh ya, ini nih yang bikin aku males terjun ke dapur karena harus berdebat dengan orang konservatif yang aduh mak susah lah buat ngikutin jaman for example my Mom. Menyerah diri ini kalo harus berdebat panjang tak berujung ya sudah manut saja sama baginda ratu tapi dengan ngedumel juga sih haha lagian ribet amat harus ada pola yang sudah dipatenkan eyang buyut itu kali yee. Nggak habis pikir sama orang-orang jaman dulu. Untuk orang jaman sekarang macam aku ini apa-apa itu kudu dilakukan atas dasar alasan yang bisa diterima dan cenderung nggak mau ribet sih. Seribet-ribetnya perempuan kan katanya ratunya rempong bin ribet ya, percaya deh masih ada perempuan dengan keinginan nggak meribetkan sesuatu yang sederhana macam saya ini. Sekian tentang Rabu pagiku, kamu gimana? Sedang apa disana? Iya kamu? 

Comments

Popular posts from this blog

Kopi, Lukisan dan Kenangan (Wira Nagara)

Lihat... Tepat setelah lampu-lampu dipadamkan Kau menyala sebagai satu-satunya yang ku rindukan Disini, Di tempat yang paling kau hindari Aku pernah berdiri Menggores kata menulis warna Pada ratapan panjang yang menguat dalam dinding kecemasan Aku mengisahkan kenangan di kepasrahan yang begitu lapang Retak berserakan.. Tanpa kediaman Terkoyak sepi, melayang di antara pekat aroma kopi Dengar.. Tepat setelah jejak-jejak di langkahkan kau menyapa sebagai satu-satunya yang ku nantikan Disini, di peluk yang pernah kau nikmati Aku masih sendiri Mencari kehilangan, menemui perpisahan Pada letupan kenang yang memuat kekosongan Aku membicarakan senyummu di keindahan yang telah hilang Hancur berkeping, tersapu kesunyian, terinjak lara terlarut dalam pahit di seduh air mata Tunggu.. Santailah sejenak Karna tepat setelah meja-meja di tinggalkan Kedai ini menyesak sebagai satu-satunya keterangan Satu kisah yang pernah kita upayakan Beribu rencana yang pernah kita perjuangan, lenyap kau memutuskan b

Tipe Kepribadian Hippocrates-Galenus

Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi, Hippocrates, seorang tabib dan ahli filsafat yang sangat pandai dari Yunani,mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa pada dasarnya ada empat tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam – macam kepribadian.

Lambat laun, sekarang atau nanti. Sama.

 Lambat laun rasa sakit ini berubah menjadi hambar Lambat laun rasa yang menggebu ini memudar Lambat laun rasa ini menjadi biasa saja Lambat laun semuanya akan berakhir pelan tapi terlihat baik-baik saja, begitu katamu. Perlahan aku akan membuka untuk hati yang baru, itu harapmu. Entahlah, saat ini aku hanya berdoa yang terbaik untukku apapun itu.